Rabu, 25 November 2009

TEORI KEPEMIMPINAN

LEADERSHIP (KEPEMIMPINAN)

A. DEFINISI PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN

Pimpin artinya bimbing, tuntun. Memimpin artinya ‘membimbing, menuntun dan menunjukan. Pemimpin atau leader ; ialah orang yang memimpin atau seseorang yang mempergunakan wewenang dan mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi. Beberapa ahli tentang pemimpin, di antaranya :

a. Menurut Herbert A Simon. Pemimpin adalah seorang yang dapat mempersatukan orang-orang dalam mengejar suatu tujuan.

b. Menurut Prof Dr H Arifin Abdurrahman. Pemimpin adalah orang yang dapat menggerakkan orang-orang yang ada di sekelilingnya untuk mengikuti jejak pemimpin itu.

Kepemimpinan adalah kata benda dari pemimpin. Kepemimpinan mempunyai beberapa pengertian, di antaranya :

a. Cara seorang pemimpin mempengaruhi prilaku bawahannya agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang-orang yang ada di sekelilingnya.

c. Seni untuk mengkoordinasikan dan memberi motivasi kepada individu dan kelompok guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dan sukses tidaknya seorang pemimpin melaksanakan tugas kepemimpinannya, tidak terutama ditentukan oleh tingkat keterampilan tehnis (technical skills) yang dimiliknya, akan tetapi lebih banyak ditentukan oleh keahliannya menggerakkan orang lain untuk bekerja dengan baik (managerial skills). Dalam hubungan ini perlu ditekankan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang tidak melaksanakan sendiri tindakan-tindakan yang bersifat operasional, tetapi mengambii keputusan, menentukan kebijaksanaan dan menggerakan orang lain untuk melaksanakan keputusan yang telah diambil sesuai dengan kebijaksanaan yang telah digariskan.

Jika demikian halnya, maka setiap orang yang disebut pemimpin harus selalu berusaha untuk memiliki sebanyak mungkin sifat-sifat kepemimpinan yang baik, karena seorang pemimpin tidak seharusnya dan memang tidak pemah beroperasi dalam suasana vakum. Artinya, kepemimpinan di dalam suatu organisasi hanya efektif jika kepemimpinan itu diterima oleh orang lain yang disebut bawahan.

B. FUNGSI UTAMA PEMIMPIN

Menurut Drs. Ngalim Purwanto , yaitu:

1. Pemimpin sebagai pelaksana.

2. Pemimpin sebagai perencana.

3. Pemimpin sebagai seorang ahli.

4. Mewakili kelompok dalam tindakan ke luar.

5. Mengawasi hubungan antar anggota kelompok.

6. Bertindak sebagai pemberi ganjaran dan hukuman.

7. Bertindak sebagai wasit dan penengah.

8. Pemimpin sebagai lambang daripada kelompok.

9. Pemimpin sebagai pemegang tanggungjawab para anggota kelompok.

C. SIFAT-SIFAT PEMIMPIN YANG BAIK DAN IDEAL

1. Memiliki kondisi fisik yang sesuai dengan tugasnya. Tugas kepemimpinan tertentu menuntut sifat kesehatan tertentu pula.

2.Berpengetahuan luas. Berpengetahuan luas tidak selalu diidentikan dengan berpendidikan tinggi. Ada sekelompok orang yang meskipun pendidikannya tinggi tetapi pandangannya masih sempit, yaitu tidak terbatas pada bidang keahliannya saja.

3. Mempunyai keyakinan bahwa organisasi akan berhasil mencapai lujuan yang telah ditentukan melalui dan berkat kepemimpinannya. Kepercayaan pada diri sendiri merupakan modal yang sangat besar dan penting artinya bagi pemimpin.Tanpa keyakinan itu dalam tindakannya akan kelihatan ragu-ragu.

4. Memiliki stamina (.daya kerja) dan etos kerja yang tuntas. Pemimpin tidak mengenal lelah, dengan sikap ini pekerjaan yang rutin tidak menjadikan pemimpin semakin lemah tetapimenjadikannya semakin gigih karena kreativitasnya senantiasa ditantang.

5. Gemar dan cepat mengambil keputusan. Karena tugas terpeming dan seorang pemimpin adalah untuk mengambil keputusan yang harus dilaksanakan oleh orang lain, maka ia harus mempunyai keberanian mengambil keputusan dengan cepat, terutama dalam keadaan darurat yang tidak dapat menunggu.

6. Obyektif dalam arti dapat menguasai emosi dan lebih banyak mempergunakan rasio. Seorang pemimpin yang emosional akan kehilangan obyektifitasnya karena tindakannya lidak didasarkan pada akal sehat.

7. Adil dalam memperlakukan bawahan. Yang dimaksud dengan “keadilan” di sini. ialah kemampuan memperlakukan bawahan atas dasar kapasitas kerja bawahan itu, terlepas dari pandangan kedaerahan, kesukuan, ikatan keluargan dan lain sebagainya.

8. Menguasai prinsip-prinsip human relation. Karena human relation adaiah inti kepemimpinan, maka seorang pemimpin yang baik harus dapat memusatkan perhatian, tindakan dan kebijaksanaannya kepada pembinaan kerja tim yang intim dan harmonis.

9. Menguasai teknik-teknik berkomunikasi. Berkomunikasi dengan pihak lain dan bawahan. sesama atasan dan pihak luar baik lisan maupun tulisan sangat penting karena melalui saluran-saluran komunikasilah instuksi, nasehat, saran, ide dan lain-lain disampaikan.

10. Dapat dan mampu bertindak sebagai penasihat, guru dan kepala terhadap bawahannya tergantung atas situasi dan masalah yang dibadapi.

11. Bersikap kritis dan ingin tahu banyak. Kendati demikian seorang pemimpin tidak hanya memberikan kritiknya saja tetapi harus disertai dengan solusinya (thorikul kholas), di samping mau mengkritik dan mengoreksi, ia juga harus mau dikritik dan dikoreksi.

12. Kecepatan dan ketepatan. Tidak menunda-nunda pekerjaan,karena menunda pekerjan berarti melamar kegagalan.

13.Disiplin yang tinggi. Kerja seorang pemimpin tidak setengah-setengah dan tidak mengangap enteng setiap tugas yang dipercayakan kepadanya.

14. Menguasai aspek internal dan ekstemal. Yang dimaksud internal di sini seorang pemimpin harus mau melimpahkan kewenangan pada staf/bawahannya. Aspek ekstemal ialah pemimpin mampu menilai suasana di luar lingkungan, apakah senang atau tidak kepadanya.

D. TIMBULNYA PEMIMPIN YANG BAIK

Mengenai timbulnya seorang pemimpin o]eh para ahli teori kepemimpinan telah dikemukakan beberapa teori yang berbeda-beda. Namun demikian apabila berbagai teori itu dianalisa akan terlihat adanya tiga teori yang menonjol.

1. Teori Genetis

Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan. Teori ini berpendapat bahwa pemimpin itu dilahirkan (leaders are born). Dalam keadaan yang bagaimanapun seorang ditempatkan, karena ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin, satu kali kelak ia akan muncul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong kepada pandangan yang fatalistis dan deterministis.

2. Teori Sosial

Merupakan kebalikan inti teori genetis. Teori ini berpendapat bahwa pemimpin itu dibentuk dan ditempa (leaders are made). Teori ini menganut paham egalitarianistik, oleh karenanya para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.

3. Teori Ekologis

Karena kedua teori di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi kepada kedua teori tersebut timbullah teori ketiga yang disebut teori ekologis yang pada intinya berarti bahwa seorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik bila ia pada waktu lahimya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat-bakat itu kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang telah dimiliki itu.

E. TIPE-TIPE PEMIMPIN

Meskipun belum terdapat kesepakatan bulat tentang tipologi kepemimpinan. Namun ada enam tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya secara luas. Enam tipologi tersebut ialah

1. Tipe Otokratis

Seorang pemimpin yang otokratis ialah seorang pemimpin yang :

a. Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.

b. Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.

c. Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata.

d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat.

e. Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya.

f. Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)

2. Tipe Militeristis

Seorang pemimpin yang bertipe militeristis memiliki sifat-sifat:

a. Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya.

b. Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya.

c. Senang kepada formalitas yang beriebih-lebihan.

d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan.

e. Sukar menerima kritikan dari bawahan.

f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai acara dan keadaan.

3. Tipe Paternallstis

Seorang pemimpin yang patemalistis ialah seorang yang :

a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.

b. Bersikap terlalu melindungi.

c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif.

d. Jarang i-nemberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.

e. Sering bersikap maha tahu.

4. Tipe Kharismatis

Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma. yang diketahui ialah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).

5. Tipe Laissez Faire

Seorang pemimpin yang bertipe laissez faire adalah seorang yang bersifat :

a. Dalam memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif. dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan bisikan hati nuraninya asal saja kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisasi tetap tercapai.

b. Bahwa pada umumnya organisasi akan berjaian lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang dicapai dan tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota.

c. Seorang pimpinan yang tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.

d. Seorang pemimpin yang cenderung memilih peranan pasif dan membiarkan organisasi berjaian dengan sendirinya tanpa banyak mencampuri bagaimana organisasi berjalan.

Pemimpin yang bertipe ini sering dianggap sebagai seorang penumpin yang kurang memiliki rasa tanggungjawab yang wajar terfiadap organisasi yang dipimpinnnya.

6. Tipe Demokratis

Untuk tipe pemimpin demokratis adalah yang bersifat:

a. Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah mahluk yang termulia di dunia. Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya.

b. Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya.

c. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan.

d. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.

e. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

f. Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan.

Kepemimpinan tipe ini adalah kepemimpinan yang ” Menerapkan empat gaya kepemimpinan berdasarkan ukuran/persepsi tentang kemauan dan kemampuan orang yang dipimpin. Empat gaya tersebut adalah:

a. Instruksi, untuk bawahan yang tingkat kemauan, kemampuan, keyakinan dan pengetahuannya rendah atau tidak ada sama sekali.

b. Konsultasi, untuk bawahan yang kemampuannya rendah tetapi kemauannya tinggi. Cara ini dengan mengarahkan, mendukung dan melakukan komunikasi dua arah.

c. Partisipasi, untuk hawahan yang kemampuan. pendidikan, pengetahuan dan pengalamannya tinggi tapi motivasi dan keyakinannya rendah. Model inj adalah penerapan gaya kepemimpinan dengan mendukung dan saling tukar ide tanpa mengarahkan.

d. Delegasi, untuk bawahan yang tingkat kematangannya tinggi, kemauan dan kemampuannya dapat diandalkan. Model ini tidak berarti pemimpin tidak bertanggungjawab, tetapi mengajarkan kepada bawahan bagaimana caranya bertanggung jawab.

F. PEMIMPIN FORMAL DAN INFORMAL

Selain tipe kepemimpinan juga terdapat jenis kepemimpinan. Jenis kepemimpinan ada dua macam, pemimpin formal (formal leaders) dan pemimpin informal (informal leaders).

1. Pemimpin formal : Orang yang secara resmi diangkat dalam jabatan kepemimpinan, diatur dalam organisasi secara hierarki dan tergambar dalam suatu bagan yang tergantung dalam tiap-tiap kantor. Pemimpin ini sering dikenal dengan sebutan “kepala

2. Pemimpin informal : Seorang yang karena latar belakang pribadi yang kuat mewarnai dirinya. memiliki kualitas subyektif atau obyektif yang memungkinkannya tampil dalam kedudukan di luar struktur organisasi resmi namun ia dapat mempengaruhi kelakuan dan tindakan suatu kelompok masyarakat, baik dalam arti positif maupun negatif. Dalam Islam pemimpin informal adalah Ulama, Ustadz ,Kyai, atau tokoh masyarakat.

Eksistensi pemimpin informal turut memainkan peranan dalam proses perkembangan sosial dan turut membantu membentuk sejarah. Mutlak dapat dipungkiri juga, terkadang pemimpin formal acapkali “membutuhkan bantuan atau restu pemimpin informal dalam ‘menjalankan roda organisasinya. Hal itu mutlak dilakukan oleh Pemimpin formal karena pemimpin informal memiliki basis massa yang kuat dan mengakar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar